Oli HDEO Berbahaya Buat Rider NVL

Naahhh lloohhhh…..

motorgoodness

Jpeg Jpeg

Assalamu’alaikum wR wB

Salam sejahtera buat kita semua, semoga kita semua selamat di perjalanan sampai ke tujuan

Pemakaian oli hdeo (medit**n sx/msx) sudah memasukai jarak 250 km. Impresi yang ane rasakan saat awal adalah seperti yang pernah ane tulis di artikel terdahulu. Nah semakin lama dipakai oli ini semakin menunjukkan “jatidiri”nya. Dari yang ane rasakan ketika jarak pakai msx mendekati 250 km, memberi kesimpulan bahwa penggunaan oli msx ini berbahaya bagi rider nvl, khusus nya ane.

Penggunaan msx sampai 250 km seakan-akan sudah masuk tahap “buka segel”. Sehingga apa yang dikandung di dalamnya mulai terlihat. Dan salah satu akibat dari keluarnya potensi msx ini adalah meningkatnya resiko (bahaya) bagi rider (khususnya rider nvl). Ada bebapa hal yang menjadikan penggunaan oli msx ini berbahaya bagi rider diantaranya :

View original post 293 more words

One thought on “Oli HDEO Berbahaya Buat Rider NVL”

  1. Kendati punya beberapa keunggulan, penggunaan oli diesel pada motor juga ada kekurangan. Pertama mengakibatkan boros dan emisi tinggi. Mengapa begitu?

    “Karakter mesin motor adalah putaran tinggi, jika pakai pelumas diesel yang karakternya untuk putaran rendah, start-up terasa berat dan tidak bertenaga, apalagi jika digunakan di motor non-matic akan berpotensi selip kopling,” papar Rudy Hartono Husada, Vice President PT Federal Karyatama, produsen Federal Oil.

    Hal tersebut tentu berhubungan dengan viskositas oli diesel yang cenderung kental. Di pasaran rata-rata 15W-40, kendati ada juga yang 10W-30 seperti Top 1 HD Plus.

    “Efeknya hambatan mesin lebih berat sehingga konsumsi bensin boros dan emisi gas buang juga tinggi, namun kalau sama keencerannya tentu tidak,” imbuh Yus, sapaan Dr. Ing. Tri Yuswidjajanto, Lab Motor Bakar dan Sistem Propulsi Institut Teknologi Bandung (ITB).

    Yus pun sepakat dengan Rudi tentang kemungkinan terjadi selip kopling, karena salah satu aditif oli diesel ditujukan untuk antifriction, padahal oli motor terutama yang berkopling basah butuh friksi sehingga kopling enggak selip. “Namun itu hanya awal-awal saja, karena lama-lama aditif itu akan rusak,” lanjut Yus.

    Pada uji dyno ternyata beratnya akselerasi mudah ditemukan, seperti diutarakan Sena Ponda, tokoh freestyle yang sedang rajin road show dyno bersama Honda. “Jika pakai oli diesel, grafiknya seperti gergaji karena putaran mesin berat, sehingga ngegasnya pun harus diurut,” terangnya.
    Kekurangan berikutnya dikhawatirkan akan timbul gel dan menimbulkan keausan dalam jangka panjang. “Kandungan TBN di diesel 10-12, chemicalnya umumnya Ca (calsium) atau Mg (magnesium), biasanya Ca di diesel 3.500–4.000 ppm, sedangkan pelumas motor 1.500–2.000 ppm.

    Apabila pelumas diesel tersebut digunakan di motor terus-menerus (lebih dari 1.000 Km), maka kelebihan logam Ca/Mg akan mengendap akibat oksidasi menjadi CaSO4/MgSO4, endapan ini akan bersirkulasi dengan pelumas dan akan menempel di filter oli atau masuk ke celah-celah komponen, dan lambat laun akan membentuk gel.

    Jika itu dibiarkan maka akan terbentuk boundary lubricant dan mengakibatkan keausan,” papar Rudy yang berkantor di Pulogadung, Jaktim ini.

    Like

Leave a comment